-
FEB UNISLA Berdampak Nyata: Dukung UMKM Peternakan Lewat Teknologi Tepat Guna di Kota Batu
KOTA BATU, BIN.ID โ Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Lamongan (FEB UNISLA) kembali menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan masyarakat melalui kegiatan bertajuk โPengembangan Kompetensi dan Peningkatan Pendapatan UMKM melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna Produk Peternakan Sebagai Upaya Mempertahankan Keberlanjutan Pasar.โ Kegiatan ini berlangsung di sentra peternak sapi perah Kota Batu dan melibatkan para dosen FEB UNISLA sebagai fasilitator utama. (24/07) Lima dosen pengampu, yakni Dr. Akhlis Priya Pambudi, SE., MM, Ir. Ruswaji, MM, Ike Susanti, MMA, Nurus Syafaโatillah, S.Pd., MM, dan Dr. Ratna Handayati, SE., MM, secara kolaboratif memberikan pelatihan serta pendampingan kepada para peternak sapi perah. Pendekatan yang digunakan adalah penerapan teknologi tepat guna guna meningkatkan efisiensi produksi, menciptakan…
-
Model Bisnis Ideal untuk Koperasi Merah Putih: Sinergi Ekonomi Rakyat dan Kampus Berdampak
Di tengah gempuran arus kapitalisme global dan sentralisasi ekonomi, koperasi hadir sebagai jawaban atas kerinduan akan sistem ekonomi yang berkeadilan, inklusif, dan berbasis kebersamaan. Dalam konteks tersebut, *Koperasi Merah Putih (KMP)* menjadi simbol semangat baru dalam menggerakkan potensi ekonomi rakyat yang berakar dari nilai-nilai luhur bangsa. Namun, menghadapi tantangan era digital dan perubahan struktur pasar, KMP memerlukan *model bisnis yang tidak hanya membumi, tetapi juga berpandangan jauh ke depan*. Model bisnis yang tepat untuk Koperasi Merah Putih adalah *model hibrida* yang menggabungkan kekuatan tradisional koperasiโyakni partisipasi anggota dan kepemilikan kolektifโdengan pendekatan inovatif berbasis teknologi dan profesionalisme manajerial. Melalui pendekatan ini, koperasi tidak lagi sekadar menjadi lembaga penyimpan dan penyalur dana,…
-
Skema Student Loan 2025: Solusi Emas atau Bom Waktu Finansial?
Pemerintah Indonesia akhirnya mengambil langkah besar yang akan mengubah wajah pendidikan tinggi nasional: peluncuran skema student loan atau pinjaman pendidikan bagi mahasiswa, yang akan dimulai pada Agustus hingga September 2025. Kebijakan ini hadir di tengah persoalan mendalam yang telah lama menggerogoti dunia pendidikan, yakni biaya kuliah yang semakin mahal dan tak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat. Melalui kerjasama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lembaga perbankan, dan LPDP, pemerintah berharap student loan mampu menjembatani kesenjangan ekonomi dan memperluas akses pendidikan tinggi. Namun, di balik semangat pemerataan akses pendidikan tersebut, muncul kekhawatiran serius: apakah skema ini benar-benar menjawab kebutuhan mahasiswa, atau justru menciptakan jebakan finansial baru?. Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, sebab…
-
Dagang Global Surplus, Indonesia Terkapar dari AS
Di tengah dinamika global yang semakin kompleks, posisi Indonesia sebagai negara berkembang kerap dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit dalam kebijakan ekonomi dan perdagangan. Terbaru, keputusan Amerika Serikat di bawah administrasi Donald Trump yang dikenal agresif dalam pendekatan proteksionisme dan diplomasi dagang bilateral telah mengguncang relasi dagang Indonesia-AS dan membuka luka lama terkait ketimpangan kekuatan ekonomi global. Setelah menerima ancaman surat pemberlakuan tarif tinggi dari pemerintah AS, Indonesia dipaksa masuk dalam negosiasi yang sangat tidak seimbang. Dalam waktu kurang dari tiga minggu, muncul kesepakatan yang menyakitkan: tarif produk Indonesia ke AS diturunkan menjadi 19 persen, dengan syarat Indonesia wajib membeli produk dari Amerika Serikat senilai miliaran dolar. Apa saja yang โdibeliโ Indonesia…
-
Menuju Ekonomi Kerakyatan yang Tangguh
Di atas panggung besar kebijakan publik, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Koperasi Merah Putih (KMP) telah ditampilkan sebagai simbol perjuangan ekonomi rakyat dan inklusi keuangan nasional. Kedua entitas ini digambarkan sebagai mesin penggerak sektor informal dan jembatan antara negara dan rakyat dalam membangun kemandirian ekonomi. Di balik narasi manis tersebut, terselip realitas struktural yang mengkhawatirkan: manajemen yang belum profesional, lemahnya sistem pengawasan, serta intervensi politis yang mereduksi idealisme awalnya. Maka, pujian tanpa evaluasi justru menjadi bentuk pembiaran sistemik. Untuk itu, perlu keberanian akademik dan moral untuk memberikan kritik konstruktif demi masa depan ekonomi kerakyatan yang lebih bermartabat dan berkelanjutan. Sejak awal kelahirannya, BPR diposisikan sebagai lembaga keuangan yang dekat dengan…