HOME

Dr. Yenny Vera Febriyanti Raih Gelar Doktor di Universitas Sebelas Maret dengan Disertasi tentang Tekanan Stakeholder dan Emisi Karbon Perusahaan

Program Doktor Ilmu Ekonomi, minat utama Akuntansi, Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali melahirkan doktor baru yang berprestasi. Yenny Vera Febriyanti, S.E., M.Akt., resmi meraih gelar Doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Tekanan Stakeholder dan Pengungkapan Emisi Karbon: Peran Kesadaran Rendah Karbonat Pemimpin Perusahaan” dalam ujian terbuka promosi doktor yang digelar di kampus UNS, Surakarta Rabu(12/11/2025).

Ujian terbuka yang berlangsung khidmat dan ilmiah ini menghadirkan jajaran akademisi terkemuka sebagai tim promotor dan dewan penguji. Tim promotor terdiri dari tiga pembimbing utama, yakni Prof. Doddy Setiawan sebagai Promotor, Dr. Sri Hartoko sebagai Ko-Promotor I, dan Ari Kuncara, Ph.D. sebagai Ko-Promotor II. Ketiganya memberikan bimbingan intensif dan arahan ilmiah selama proses penyusunan disertasi, sekaligus menjadi pilar utama keberhasilan Yenny dalam menyelesaikan studi doktoralnya.

Selain promotor, sidang terbuka ini juga menghadirkan enam penguji yang masing-masing memiliki reputasi akademik tinggi di bidang ekonomi, akuntansi, dan keberlanjutan lingkungan. Mereka adalah Prof. Agung Nur Probohudono, Prof. Bhimo Rizky Samudro, Prof. Arif Sudaryono, Dr. Arum Kusumaningdyah Adiati, dan Prof. Junaidi. Kehadiran para penguji senior ini menjadikan sidang promosi doktor tersebut berlangsung dalam suasana akademik yang kritis, objektif, dan penuh penghargaan terhadap karya ilmiah.

Dalam sidang yang dipimpin oleh Prof. Doddy Setiawan, Yenny Vera Febriyanti tampil percaya diri saat memaparkan hasil penelitiannya. Ia menjelaskan bahwa tekanan dari stakeholder, baik internal maupun eksternal, menjadi faktor pendorong utama bagi perusahaan untuk mengungkapkan informasi mengenai emisi karbon. Namun, hasil penelitiannya juga menemukan bahwa tidak semua perusahaan merespons tekanan tersebut secara sama hal ini dipengaruhi oleh tingkat kesadaran rendah karbon yang dimiliki pemimpin perusahaan.

Menurut Yenny, pemimpin yang memiliki kesadaran rendah karbon yang tinggi akan lebih cenderung melakukan carbon emotion disclosure, yaitu bentuk pengungkapan yang tidak sekadar menyampaikan data kuantitatif mengenai emisi karbon, tetapi juga mengekspresikan nilai-nilai moral, empati, dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan. Melalui pendekatan ini, pengungkapan emosi karbon dapat dilihat sebagai bentuk komunikasi etis yang menghubungkan dunia akuntansi dengan aspek kemanusiaan dan lingkungan hidup.

Prof. Doddy Setiawan, selaku promotor utama, dalam sambutannya memuji keberanian dan orisinalitas riset yang dilakukan oleh Yenny. Menurutnya, disertasi ini berhasil menggabungkan teori akuntansi keberlanjutan dengan perspektif psikologis kepemimpinan dalam konteks tekanan stakeholder. “Yenny menghadirkan dimensi baru dalam penelitian akuntansi. Ia tidak hanya bicara tentang angka, tetapi juga tentang nilai, perasaan, dan kesadaran ekologis pemimpin. Ini adalah pendekatan yang segar dan relevan untuk masa depan,” ujarnya.

Dr. Sri Hartoko, sebagai ko-promotor, menambahkan bahwa penelitian ini memperlihatkan keterampilan metodologis yang kuat. Yenny dinilai berhasil memadukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk menjelaskan hubungan kompleks antara tekanan eksternal dan kesadaran internal pemimpin perusahaan. Sementara Ari Kuncara, Ph.D., menyoroti kontribusi riset ini terhadap kebijakan akuntansi lingkungan yang lebih adaptif dan berorientasi pada keberlanjutan.

Sesi tanya jawab antara promovendus dan para penguji berlangsung sangat dinamis. Prof. Agung Nur Probohudono memberikan apresiasi atas ketepatan pemilihan topik yang sangat relevan dengan agenda global menuju net zero emission. Beliau menyebut bahwa pendekatan emotion-based disclosure seperti ini berpotensi menjadi indikator baru dalam penilaian komitmen perusahaan terhadap lingkungan.

Prof. Bhimo Rizky Samudro, penguji lainnya, menyoroti keberanian Yenny dalam menembus batas disiplin akuntansi yang selama ini cenderung fokus pada data objektif. Ia mengatakan, “Yenny mengingatkan kita bahwa akuntansi bukan hanya sistem pencatatan, tetapi juga sarana komunikasi nilai-nilai kemanusiaan. Konsep emosi karbon yang ia kembangkan adalah bukti bahwa akuntansi bisa humanis.”

Sementara itu, Prof. Arif Sudaryono menggarisbawahi pentingnya hasil riset ini untuk penguatan tata kelola perusahaan (corporate governance) yang berorientasi pada green leadership. Menurutnya, pemimpin dengan kesadaran rendah karbon yang tinggi dapat menjadi motor penggerak perubahan budaya organisasi menuju perilaku bisnis yang lebih bertanggung jawab.

Dr. Arum Kusumaningdyah Adiati memberikan apresiasi atas keutuhan struktur dan ketajaman analisis disertasi. Ia menilai Yenny memiliki kemampuan reflektif yang luar biasa dalam menghubungkan fenomena empiris dengan kerangka teori. “Analisisnya tajam, data kuat, dan interpretasi konseptualnya menunjukkan kematangan berpikir seorang peneliti doktoral,” ujarnya.

Adapun Prof. Junaidi, penguji terakhir, menilai bahwa temuan Yenny membuka ruang diskusi baru tentang bagaimana akuntansi dapat berperan dalam menginternalisasi nilai-nilai moral dan emosional dalam pengambilan keputusan perusahaan. Ia mendorong agar hasil penelitian ini dapat dipublikasikan secara internasional, karena memiliki potensi untuk menjadi referensi global dalam studi akuntansi keberlanjutan.

Setelah melalui sesi tanya jawab yang berlangsung selama beberapa jam, seluruh tim penguji menyatakan bahwa Yenny Vera Febriyanti dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan dan berhak menyandang gelar Doktor Ilmu Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret. Tepuk tangan panjang menggema di ruang sidang, menandai momen bersejarah bagi perjalanan akademiknya.

Dalam pidato singkatnya, Yenny menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT dan terima kasih mendalam kepada para promotor, penguji, serta keluarga yang menjadi sumber kekuatan selama menempuh studi doktoral. “Disertasi ini bukan sekadar pencapaian akademik, melainkan panggilan hati untuk mendorong kepemimpinan yang lebih beretika dan berempati terhadap bumi,” ungkapnya dengan penuh haru. Ia berharap hasil penelitiannya dapat menjadi kontribusi nyata bagi dunia akademik, dunia usaha, dan kebijakan publik di Indonesia.

Ujian terbuka promosi doktor ini juga menjadi bukti komitmen Universitas Sebelas Maret dalam menghasilkan lulusan doktor yang memiliki kemampuan berpikir kritis, berintegritas ilmiah, dan berorientasi pada keberlanjutan. Kehadiran para guru besar dan akademisi senior di dalam sidang turut memperlihatkan atmosfer ilmiah yang kuat serta penghargaan tinggi terhadap riset-riset yang memiliki dampak sosial dan lingkungan.

Dengan selesainya ujian terbuka ini, Dr. Yenny Vera Febriyanti, S.E., M.Akt., resmi bergabung dalam jajaran akademisi doktoral di bidang Akuntansi. Melalui karyanya yang menekankan pentingnya kesadaran rendah karbon dan emisi dalam pengungkapan akuntansi, ia menorehkan kontribusi berarti dalam memperkuat arah riset akuntansi menuju masa depan yang lebih hijau, humanis, dan berkelanjutan.

Universitas Sebelas Maret pun kembali meneguhkan reputasinya sebagai salah satu perguruan tinggi riset terkemuka di Indonesia yang mampu melahirkan doktor-doktor dengan pemikiran visioner dan dedikasi tinggi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan.(*).

Komentar Dinonaktifkan pada Dr. Yenny Vera Febriyanti Raih Gelar Doktor di Universitas Sebelas Maret dengan Disertasi tentang Tekanan Stakeholder dan Emisi Karbon Perusahaan